Kamis, 11 September 2008

Memberi Tanpa Pertimbangan

Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat
untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang
tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang
receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin
tercecer di sana -sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan.
Apakah anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu
datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga. Atau,
anda sedang berada dalam mobil ber -ac yang sejuk, lalu
sepasang tangan kecil mengetuk meminta -minta. Tak
peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan,
kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir,
segera berikan satu dua keping pada mereka.

Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah
perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah,
tak seorang pun ingin memurukkan dirinya menjadi
pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang "berlatih"
memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada
berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam
diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama
kasih sayang.
Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu
penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih
dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang
berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan receh
atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak
terletak di tangan, melainkan di hati.

Tidak ada komentar: